Dalam kehidupan sehari-hari mestinya kita membutuhkan beberapa hal agar kita bisa hidup di dunia ini. Seperti halnya finansial kita yang harus bisa terpenuhi, karena pada era sekarang ini semuanya harus menggunakan uang. Dan dalam mencari kekayaan harta dunia tentunya memiliki batas-batas tertentu. Tidak semuanya harus dicari dengan terus menerus sehingga membuat lupa akan adanya hari pertanggung jawaban.
Dalam kitab Nashoihul ‘Ibad dijelaskan jika seseorang memiliki sebuah kekayaan ditakutkan orang tersebut memiliki lima perkara tercela.
عن سفيان الثورى رحمه الله تعالى: لا يجتمع في هذا الزمان لأحد مال إلا وعنده خمس خصال أى صفات مذمومة
Dari Sufyan Ats-Tsauri r.a.: “Pada zaman ini, tiada harta pada seseorang, melainkan dibarengi oleh lima hal tercela,.”
Keinginan yang bermacam-macam
(طول الأمل) أي ترقب الـ ما يستبعد حصوله
Menantikan perkara yang sulit diperolehnya.
Yang pertama adalah mempunyai keinginan yang bermacam-macam. Ketika kita memiliki banyak harta, kadang terbesit dalam pikiran kita angan-angan yang yang berlebihan.
Terlalu mencintai duniawi
( وحرص غالب) فالراغب فى الدنيا ملوم وطالب فضولها مذموم والرغبة إنما تختص الله بما جاوز حد الحاجة، والفضول إنما ينطلق على ما زاد على قدر الكفاية
Terlalu cinta dunia, Orang yang mencintai dunia dicela, sedangkan orang yang mencari kelebihannya dikritik. Mencintai dunia dikhususkan pada segala hal yang melewati batas keperluan, sedangkan kelebihan dunia ialah merasa gembira dengan segala hal yang melebihi ukuran keperluannya.
Kemudian sifat tercela jika bergelimang harta adalah Terlalu cinta dunia. Orang yang terlalu cinta dunia itu tidak baik dan orang yang mencari-cari dunia itu juga tidak baik. Akan tetapi ada Batasan tersentiri dalam kadar baik buruknya dunia. Yaitu mencari dunia secukupnya saja sesuai kadar kebutuhan manusia. Karena kita hidup di dunia yang semuanya serba menggunakan uang.
Dalam kitab Nashoihul Ibad nabi bersabda bahwa “Tidak termasuk yang lebih baik di antara kamu, orang yang meninggalkan dunia karena akhirat saja, begitu pula orang yang meninggalkan akhirat karena dunia saja. Tetapi yang lebih baik di antara kamu adalah orang yang mengambil ini dunia dan ini akhirat (pertengahan).”
Semisal kita ingin membangun masjid, tetap saja dalam prosesi Pembangunan tersebut tetap membutuhkan dana agar tetap berjalan. Oleh karena itu kita berdoa kepada Allah dengan doa:
اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا، وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا، وأصلح لنا آخرتنا التي إليها معادن.
Ya Allah perbaikilah agamaku karena itu merupakan peganganku, dan perbaikilah dunia ku karena memang aku hidup di dunia, dan semoga akhiratku juga engkau perbaiki.
وروى عن النبي أنه قال ما نِعْمَ الْمَطِيَّةُ الدُّنْيَا فَارْتَحِلُوهَا تُبَلِّغُكُم الآخِرَةَ
Diriwayatkan dari nabi: dunia adalah jalan menuju akhirat agar kita nantinya Bahagia di sana, nyatanya kesempatan sholat dan berpuasa hanya ada di dunia, karena dunia merupakan darul amal, ada didalam Riwayat yang lain yaitu, mazro’atul akhirot. Dan bagi orang yang bisa menselaraskan dunia maka dunia ini bisa menjadi investasi untuk Bahagia di akhirat. Maka Jika ada kesempatan kebaikan kita ambil karena barangkali hal tersebut diridhoi oleh Allah Ta’ala.
وقال على بن أبي طالب كرم الله وجهه : الدنيا دار صدق – لمن صدقها ودار نجاة لمن فهم عنها ودار غنى لمن تزود منها.
Sahabat Ali Karamallahu Wajhah bersabda:“Dunia itu tempat kebenaran bagi orang yang membenarkannya, tempat keselamatan bagi orang yang memahaminya dan tempat kecukupan bagi orang yang menjadikannya sebagai bekal.”
Bersifat kikir
Yang ketiga yaitu bersifat kikir. Orang yang mempunyai banyak harta, ditakutkan mempunyai satu sifat yang tercela, yaitu sifat sangat kikir atau pelit.
Kurang wira’i
sifat wira’I adalah menjaga diri dari perkara syubhat dan haram. Terkadang jika seorang sangat cinta dunia, kemungkinan besar ia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Sehingga hal-hal yang dilakukan tersebut bisa membuat dirinya tidak memiliki sifat wira’i.
diceritakan Ada tiga kiyai di daerah Kajen (pati), ketiganya adalah kyai Muhammadun Pondowan, Kyai Abdullah Salam dan kyai Sahal Mahfudz. Pada saat itu ketiganya sedang pulang dari acara pengajian dengan berjalan kaki.
“jangan pernah meremehkan kebaikan meskipun kebaikan itu remeh”– KH. Muhammad Shofi Al Mubarok
Ketika ketiganya sedang berjalan, mereka dihampiri oleh seseorang dengan mengandarai sepeda motor. Orang itupun menawari kyai Muhammadun tumpangan. Seketika beliau menolaknya dengan halus. Orang tersebut tidak menyerah, kemudian ia menawarkan tumpangan kepada kyai Abdullah Salam, beliau pun menolaknya. Masih kukuh dengan tawarannya, ia pun menawarkan tumpangan Kembali kepada kyai Sahal Mahfudz, dan respon beliau sama dengan teman-temannya. Setelah itu orang itu pun pergi berlalu.
Setelah orang tersebut pergi, kyai Muhammadun memberikan pernyataan mengapa ia menolak ajakan orang tadi. Beliau mengetahuai bahwa istri orang itu adalah orang kaya, mungkin saja sepeda motor yang dipakainya adalah milik istrinya, dan mungkin saja Ketika ia memakai sepeda motor itu ia tidak bilang terlebih dahulu kepada istrinya. Sehingga daripada syubhat, mending tidak saja. Tutur beliau.
Lupa terhadap akhirat
Sifat terakhir yang bisa saja dimiliki oleh orang yang bergelimang harta adalah lupa terhadap akhirat.
Intisari pengajian kitab Nashoihul Ibad oleh bapak KH. Muhammad Shofi Al Mubarok pada Kamis Kliwon, 10 Oktober 2024/ 07 Rabi’ul Tsani 1446 H.-red