Aku benar-benar sedih, sandalku telah menjadikan orang sebagai seorang pencuri”
Bisyr Al-Hafy. Ya, nama tersebut memang tak asing lagi ditelinga kita. Beliau adalah salah satu wali Allah, atau kekasih Allah yang sangat istimewa. Ia memiliki sebuah keistimewaan yang berbeda diantara yang lain. Kalau wali-wali lain bisa terbang, sholat diatas air ataupun yang lainya, namun bisyr al-hafy ini berbeda. Ini mungkin bukan sebuah keistimewaan, tapi lebih tepatnya disebut ciri khas.
Wali yang satu ini terkenal karena ilmunya yang tinggi, dan kezuhudanya. Namun disamping itu, ciri khas yang paling menonjol adalah, “dia tak pernah memakai alas kaki”. Ya, kemanapun dia melangkah, tak sekalipun dia memakai sandal ataupun alas kaki lainya. Dan ternyata dibalik itu ada sebuah kisah yang menarik.
Bisyr al-hafy dulunya adalah seorang preman jalanan, suka mabok dan melakukan berbagai kemaksiatan lainya. Tapi setelah mendapatkan hidayah dari Allah, dia berubah 360 °. Beliau berubah menjadi pribadi yang taat, ‘alim dan ahli ibadah, serta memiliki banyak murid.
Suatu hari, beliau pergi ke masjid untuk menghadiri halaqoh bersama para santrinya. Sesampainya di masjid beliau langsung mengajar dihadapan para muridnya. Waktu terus berlalu, hingga tak terasa sudah hampir memasuki waktu sholat. Beliau pun mengakhiri materi kajian di halaqohnya tersebut dan hendak pulang terlebih dahulu untuk mengambil air wudhu.
Namun, saat berada di teras masjid beliaupun berdiri terpaku, dan beberapa saat kemudian beliau menangis sejadi-jadinya. Para muridnya pun mendatangi sang guru tersebut sambil bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Salah seorang diantara mereka berkata kepada bisyr al-hafy,” Wahai guruku, apa yang baru saja menimpamu, apakah engkau diserang seseorang, atau ada sesuatu yang lain”. Bisyr al-hafy pun masih terdiam, hal ini tentu saja membuat para muridnya semakin kebingungan.
Kemudian, sang guru pun berkata,” Wahai Muridku, aku tidak apa-apa, tak seorangpun yang menggangguku, apalagi mencelakaiku. Namun, aku hanya sedang bersusah hati”. “Bersusah hati kenapa wahai guruku?” ujar mereka. Sambil sesekali menangis beliaupun menceritakan, “ini, aku baru saja kehilangan sandalku”. Perkataan dari sang guru tersebut sontak membuat mereka terkejut, salah satu diantara mereka ada yang bergumam dalam hati” hanya karena sandal saja, kok menangis sampai begini” gumamnya dalam hati.
Seakan tahu apa yang ada dihati para muridnya tersebut, kemudian Bisyr al-hafy melanjutkan kisahnya,”aku bersusah hati bukan karena harga atau keindahan dari sandal tersebut. Yang ku tangiskan adalah, sandalku itu telah menjadi sebuah benda yang menarik hati orang, sehingga orang tersebut berani-beraninya melanggar perintah allah, yaitu dengan cara mencuri. Aku benar-benar sedih, sandalku telah menjadikan orang sebagai seorang pencuri” jelas beliau.
Para santrinya pun terdiam dan merasa malu, mereka kira sang guru menangis hanya karena kehilangan sepasang sendalnya saja. Padahal pemikiranya jauh kedepan itu. Merekapun merasa bersalah dan meminta maaf kepada sang guru. Dan Bisyr Al-Hafy pun memaafkan mereka dan bersumpah bahwa beliau tidak akan pernah memakai alas kaki lagi kemanapun ia melangkah.
Sejak saat itu beliau dikenal sebagai “Wali Tanpa Alas Kaki”.[]