loader image
Breaking News

Kisah Jenazah yang Terasingkan

Ada sebuah cerita ada seorang laki-laki fasik yang mati pada zaman Nabi Musa ‘alaihi as-salam. Pada saat itu, orang-orang enggan memandikan dan menguburkan jenazahnya karena kefasikannya. Kemudian mereka memegang kakinya, menyeretnya dan membuangnya di tempat kotoran. Kemudian Allah memberikan wahyu kepada Musa ‘alaihi as-salam: “Hai Musa! Ada seorang laki-laki yang telah mati di kampung ini dan dibuang di tempat kotoran ini. Ia adalah salah satu kekasih-Ku. Orang-orang enggan memandikan, mengkafani, dan menguburkan. Pergilah! Mandikanlah ia! Kafanilah ia! Sholatilah ia! Dan kuburkanlah ia!” perintah Allah. Kemudian Musa ‘alaihi as-salam mendatangi kampung tersebut dan bertanya kepada penduduk tentang mayit laki-laki itu. “Laki-laki itu telah mati dalam keadaan demikian dan demikian. Ia adalah orang fasik dan terlaknati,” kata penduduk. Musa ‘alaihi as-salam bertanya, “Dimana tempat mayitnya? Allah telah memberiku wahyu untuk mengurusnya.

Beritahu aku dimana mayit itu berada?” Lalu penduduk memberitahu dan mengantarkan Musa ke tempat mayit laki-laki itu berada. Akhirnya, Musa pergi ke tempat itu. Sesampainya Musa di tempat yang diberitahukan oleh penduduk, ia pun melihat mayit laki-laki itu terbuang di tempat kotoran. Penduduk memberitahu kepada Musa tentang keburukan perbuatan-perbuatan si mayit ketika ia masih hidup. Setelah mereka selesai menjelaskan, Musa bermunajat kepada Allah: “Ya Allah! Engkau memerintahku untuk mengubur dan mensholati mayit laki-laki itu. Sedangkan orang-orang telah memberikan kesaksian keburukan atasnya. Engkau adalah Dzat yang lebih tahu daripada mereka tentang perihal memuji dan merendahkan,” kata Musa.

Lalu Allah berfirman, “Hai Musa! Benar apa yang telah dikatakan oleh penduduk tentang keburukan perbuatan-perbuatan laki-laki itu, hanya saja laki-laki itu meminta syafaat dari-Ku pada waktu kematiannya dengan merayu-Ku melalui tiga hal yang mana andai seluruh pendosa meminta-Ku dengan rayuan tiga hal tersebut, maka Aku akan memberikannya. Lantas bagaimana bisa Aku tidak mengasihi laki-laki itu? Padahal ia meminta kepada-Ku dengan hatinya. Sedangkan Aku adalah Allah Dzat Yang Maha Paling Mengasihi.”

Musa bertanya, “Apa tiga hal tersebut? Ya Allah!” Allah menjelaskan, “(Pertama) Ketika ajal laki-laki itu telah dekat. Ia berkata, ‘Ya Allah! Engkau adalah lebih mengetahui daripadaku. Sesungguhnya aku telah melakukan kemaksiatan dengan keadaan hatiku membenci kemaksiatan tersebut. Akan tetapi, ada tiga hal yang terdapat pada diriku hingga aku berani melakukan kemaksiatan itu dengan kondisi hati yang membencinya. Pertama adalah hawa nafsu. Kedua adalah teman buruk. Ketiga adalah Iblis, Semoga laknat Allah menimpanya. Tiga hal ini telah menjerumuskanku ke dalam lubang kemaksiatan. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang mengetahui apa yang aku ucapkan. Oleh karena itu ampunilah aku!’.

(Kedua) Ketika ajal laki-laki itu telah dekat, ia berkata, ‘Sesungguhnya Engkau mengetahui kalau aku telah melakukan kemaksiatan- kemaksiatan dimana posisiku saat itu adalah bersama orang-orang fasik. Akan tetapi aku senang berteman dengan orang-orang sholih dan aku menyukai kezuhudan meraka. Posisiku bersama mereka adalah lebih aku sukai daripada bersama orangorang fasik’.

(Ketiga) Ketika ajal laki-laki itu telah dekat, ia berkata, ‘Ya Allah! Sesungguhnya Engkau tahu daripadaku kalau orang orang sholih adalah lebih aku sukai daripada orang-orang fasik hingga andai ada dua orang, yang satu adalah orang sholih dan yang satunya adalah orang buruk, mendatangiku, maka aku akan mendahulukan memenuhi hajat orang satu yang sholih dan mengakhirkan hajat orang satunya yang buruk.’”

(Dalam riwayat Wahab bin Munabbah, perkataan laki-laki yang ketiga adalah) “Ya Allah! Andai Engkau memaafkan dan mengampuni dosa-dosaku maka para wali dan para nabi-Mu akan senang dan setan, musuhku dan musuh-Mu, akan bersedih. Tetapi apabila Engkau menyiksaku, maka setan dan teman-temannya akan senang dan para nabi dan para wali-Mu akan bersedih. Dan aku tahu kalau rasa senang para wali kepada-Mu adalah lebih Engkau sukai daripada rasa senang setan dan teman-temannya. Oleh karena itu ampunilah aku! Ya Allah! Sungguh Engkau mengetahui apa yang aku ucapkan. Kasihilah aku! Dan maafkanlah aku!” Kemudian Allah berkata, “Aku telah mengasihinya, memaafkannya dan mengampuninya. Sesungguhnya Aku adalah Dzat Yang Pengasih dan Penyayang, terutama kepada orang yang mengakui dosanya di hadapan-Ku. Oleh karena laki-laki ini telah mengakui dosanya maka Aku mengampuni dan memaafkannya. Hai Musa! Lakukanlah apa yang telah Aku perintahkan! Sesungguhnya Aku akan mengampuni orang-orang yang mau mensholati jenazah lakilaki itu dan menghadiri penguburannya dengan perantara kemuliaannya”.

Cerita diambil dari sebuah hadist di dalam kitab Syarah Ushfuriah yang bertuliskan:

عن ابن مسعود رضي الله تعالى عنه قال قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم الفاجر الراجى رحمة الله تعالى أقرب إلى الله تعالى من العابد المقنط

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud RA bahwa ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallama bersabda, “Seorang pendosa yang mengharapkan rahmat Allah Ta’ala adalah lebih dekat kepada-Nya dari pada seorang ahli ibadah yang putus asa dari rahmat-Nya”.

About Redaksi Sirbin

Check Also

gambar seorang yang sedang bertamu

Seorang Majusi Yang Masuk Surga

Dikisahkan pada zaman dahulu ada sahabat Bernama Abdullah bin Mubarok. Beliau bermimpi bertemu dengan seorang …

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Sirojut Tholibin

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca