Konon, KH. Wahab Chasbullah pernah diajak adu argumen dengan tokoh pendeta nasrani.
” Kyai, Saat hujan turun, jika disuruh memilih antara berteduh di pohon yang sudah mati dan berteduh di pohon yang masih hidup, mana yang akan kyai pilih ?”
Kyai Wahab berfikir sejenak kemudian menjawab,
” Jelas pilih berteduh di pohon yang mati ! ”
Sang pendeta terbelalak kaget atas jawabannya, Kyai Wahab selamat dari jebakan pertanyaan. Kyai Wahab cerdas, paham betul kemana arah pertanyaan. Jika dijawab pilih berteduh di pohon yang hidup, maka berikutnya membandingkan antara orang yang mengikuti Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa sallam yang telah wafat dengan orang yang mengikuti ” gandolan ” dengan Nabi Isa Alaihissalam yang masih hidup. Namun, sang pendeta nasrani tidak menyerah,
“Kyai, alasannya apa kok begitu? Kok memilih berteduh di bawah pohon yang mati?”
Kyai wahab menjawab,
” Begini, kalo hujan lebih aman berteduh di dalam rumah, rumah itu kan pohon yang mati. Lihatlah atapnya itu terdiri dari susunan kayu-kayu yang mati “.
( Cerita dari KH. Abdul Aziz Manshur, Pacul Gowang Jombang. Di sampaikan saat ramah tamah III Aliyah MHM 2007 Lirboyo )
*) Tulisan dari Facebook Gus Shofi