Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen yang sangat berharga bagi umat Islam. Setiap kali kita berkumpul untuk merayakan Maulid, itu adalah wujud rasa syukur dan kebahagiaan yang mendalam. Ini adalah ekspresi gembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, sosok yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Bahkan, Sayyid Muhammad dalam kitabnya,
Haulal Ikhtifal, menjelaskan bahwa perayaan Maulid adalah ungkapan suka cita atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ia bahkan menambahkan, orang kafir pun bisa mendapatkan manfaat jika mereka bersukacita atas kelahiran Nabi. Ini mengingatkan kita pada kisah Abu Lahab. Meskipun Abu Lahab adalah musuh Nabi, ia sempat merasa gembira ketika mengetahui keponakannya, Nabi Muhammad, lahir. Saking gembiranya, ia bahkan membebaskan budaknya, Tsuwaibah Al-Aslamiyah, yang membawa kabar gembira itu. Karena perbuatannya, Abu Lahab diringankan siksanya di neraka setiap hari Senin. Jika orang yang jelas-jelas ditakdirkan masuk neraka saja bisa mendapat manfaat karena gembira atas kelahiran Nabi, apalagi kita yang beriman.
Menumbuhkan Rasa Cinta (Mahabbah)
Mbah Kiai Sya’rani Ahmadi Kudus pernah mengatakan bahwa hal terpenting dari acara Maulid adalah menumbuhkan rasa mahabbah atau cinta kita kepada Kanjeng Nabi. Namun, bagaimana kita bisa mencintai jika kita tidak mengenal beliau? Seperti kata peribahasa, “tak kenal maka tak sayang”. Para sahabat Nabi sangat mengenal beliau, karena mereka hidup dan berinteraksi langsung dengan beliau. Oleh karena itu, cinta mereka pada Nabi begitu besar dan luar biasa.
Berikut adalah beberapa kisah luar biasa yang menunjukkan betapa besar cinta para sahabat kepada Nabi:
- Thalhah bin Baro: Thalhah adalah seorang sahabat dari Quba yang saking cintanya pada Nabi, ia selalu mengikuti setiap langkah kaki beliau ke mana pun beliau pergi. Bahkan, ia mengikuti jejak kaki Nabi. Saat Thalhah sakit parah, Nabi datang menjenguknya. Nabi mendoakan kesembuhannya, namun saat berbicara dengan keluarganya, Nabi berkata bahwa Thalhah tidak akan bertahan lama. Thalhah pun berpesan kepada keluarganya, jika ia meninggal di malam hari, beritakan kabar itu kepada Nabi pada keesokan harinya saja. Kenapa? Ia tidak ingin Nabi berjalan di kegelapan malam hanya untuk menjenguknya.
- Khalid bin Walid: Sang panglima besar ini memiliki sebuah peci yang sudah usang. Ia selalu memakainya saat berperang. Peci itu istimewa karena di dalamnya terdapat sehelai rambut Nabi. Khalid yakin, berkat rambut Nabi itu, ia selalu mendapat kemenangan dalam setiap pertempuran.
- Abu Mahdzurah: Sahabat ini tidak pernah mencukur rambut bagian depannya. Ketika ditanya oleh keponakannya, ia menjawab bahwa ia tidak tega memotongnya karena bagian rambut itu pernah disentuh oleh tangan Nabi.
Mencintai Nabi dari Tiga Sisi
Kita dapat menumbuhkan cinta kepada Nabi melalui tiga aspek utama:
- Dari Sisi Keindahan ( Min Haitsul Jamal ): Nabi memiliki fisik yang sempurna. Tidak ada yang lebih tampan daripada beliau. Bahkan saat beliau mengangkat tangannya untuk berdoa, terlihat ketiak beliau yang putih bersinar. Ini adalah keistimewaan yang hanya dimiliki oleh Nabi.
- Dari Sisi Kesempurnaan ( Min Haitul Kamal ): Nabi memiliki kesempurnaan dalam mendidik dan membimbing. Beliau tidak pernah mempermalukan seseorang di depan umum. Saat melihat seorang sahabat salat terburu-buru dan rukuk sebelum sampai di barisan, Nabi tidak langsung menegurnya. Setelah salat selesai, beliau berkata,
“Semoga Allah menambah semangatmu. Semangatmu hebat, tapi jangan diulangi lagi.”
- Dari Sisi Manfaat ( Min Haitsun Nawal ): Menjadi umat Nabi Muhammad adalah anugerah terbesar. Beliau adalah nabi yang paling mulia, dan kita adalah umat yang paling mulia. Nabi bersabda,
“Umatku adalah umat yang dirahmati. Mereka masuk ke kubur dengan dosa, dan keluar dari kubur tanpa dosa”. Dosa-dosa mereka diampuni berkat doa dan istighfar dari orang-orang mukmin.
Umat Nabi dibagi menjadi tiga golongan:
- Pertama: Mereka yang beramal saleh dan tidak pernah bermaksiat, yang akan masuk surga tanpa hisab.
- Kedua: Mereka yang memiliki dosa, namun dosa-dosanya akan diampuni.
- Ketiga: Mereka yang meninggal dengan membawa banyak dosa. Meskipun begitu, mereka tetap memiliki keistimewaan, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat. Allah SWT berfirman bahwa Dia tidak akan menyamakan mereka dengan orang-orang yang mendustakan-Nya. Mereka pun akan masuk surga berkat rahmat-Nya.
Semoga kita semua dapat meneladani sedikit saja dari akhlak Nabi Muhammad SAW, karena beliau tidak pernah berkata atau bertindak kecuali yang baik.
-Artikel ini merupakan intisari dari mauidhotul hasanah KH. Muhammad Shofy Al Mubarok saat peringatan maulid nabi di halaman Ponpes Siorjuth Tholibin Brabo Tanggungharjo Grobogan.
Sirojuth Tholibin Situs Resmi Ponpes Sirojuth Tholibin, Brabo.