Fudhoil bin Iyadh, beliau merupakan ulama ahli tasawuf yang sangat masyhur. Sebelum menjadi ulama yang masyhur dan dikenal banyak orang dengan karya-karya tasawufnya, beliau dulunya merupakan seorang pimpinan kelompok perampok di daerah Khurasan (Asia Tenggara).
Beliau merupakan perampok yang sangat ditakuti dan disegani, sebelum terjadinya suatu peristiwa yang membuat beliau bertaubat.
Yaitu suatu ketika Fudhoil bin Iyadh dan kelompoknya sedang melancarkan aksi perampokan. Tiba-tiba sang pemimpin kelompok yaitu Fudhoil bin Iyadh berhenti dan menyuruh pasukannya kembali tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Dan setelah kejadian itu, beliau berdiam diri dan beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah di kediaman nya.
Setelah kejadian itu kelompok perampok tersebut tidak melaku aksi perampokan selama beberapa hari. Para anggota perampok mulai gelisah karena tidak melakukan kejahatan selama ini. Salah satu anggotanya pun menanyakan perihal mengapa pemimpin mereka tiba-tiba berubah.
“Wahai fudhoil, mengapa engkau melakukan hal demikian, padahal biasanya engkau mabuk dan melakukan kejahatan bersama kita?”.
Mendengar pertanyaan dari anggotanya, fudhoil bin iyadh pun menjawabnya, ” Ketika kita sedang melancarkan aksi perampokan aku mendengar hatif (suara tanpa rupa) dari langit yang berbunyi,
اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّۙ
“Apakah belum tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman agar hati mereka khusyuk mengingat Allah dan apa yang turun dari kebenaran (Al-Qur’an)”. (Qs. Al-Hadid · Ayat 16)
Anggotanya belum puas dengan pernyataan dari pemimpinnya itu dan menanyakan satu hal lagi
” Lantas amal apa yang membuatmu mendapatkan ilham tersebut?”.
“Aku tidak ingat amal kebaikan yang pernah kulakukan kecuali satu hal yaitu suatu ketika aku melewati gang kecil aku melihat sobekan Al Qur’an yang jatuh, lantas akupun mengambilnya dan membersihkannya, kemudian ku rogoh saku ku dan ku temukan uang seadanya, kemudian kubelikan minyak di pasar dengan uang itu, setelah itu ku minyaki sobekan Al Qur’an tadi dan ku letakkan sobekan itu di tempat yang tinggi. Dan pada saat itu aku juga mendengar hatif,
كما طيبت إسمي لأطيبن إسمك
“Kamu memulyakan firmanku maka aku akan memulyakan namamu”.