Related Articles
PROFIL PONDOK PESANTREN ASY SYAFI’IYYAH BRABO
4 Juni 2024
INFORMASI PENERIMAAN SANTRI BARU (PSB) PONPES. SIROJUTH THOLIBIN BRABO TAHUN AJARAN 2024 / 2025
18 Februari 2024
INFORMASI PENERIMAAN SANTRI BARU (PSB) ONLINE PONPES. SIROJUTH THOLIBIN BRABO TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024
28 Februari 2023
Belajar Ikhlash, Istiqamah dan Silaturrahim dari Al Maghfurlah KH Drs. Ahmad Baidhowie Syamsuri, Lc. Brabo
26 Juli 2017
Kisah Sahabat yang Beristri Sangat Galak
11 April 2017
KH. Ulin Nuha Arwani : Khatam Al Qur’an itu fadlal (anugrah), bukan karena kecerdasan atau kelincahan kita
26 Maret 2017
Cerita Karamah Abu Hanifah
26 Maret 2017
Belajar dari Ibunda Imam Syafi’i
15 Februari 2017
Amalan Saat Bangun Tidur
11 Februari 2017
Meragukan Rezeki dari ALLAH
8 Februari 2017
Dakwah dengan Hikmah
2 Februari 2017
Permintaan Tak Terucap
1 Februari 2017
Bertaqwalah Demi Anakmu
1 Februari 2017
Ada perbedaan pandangan yang terjadi antara Imam Syafi’i dan Imam Malik terkait puasa Ramadhan. Imam Syafi’i berpendapat bahwa puasa ramadhan setiap harinya berlaku independent tanpa terikat dengan hari lainnya. Sedangkan menurut Imam Malik, puasa Ramadhan itu satu paket, sehingga hari yang satu dan yang lainnya saling berkaitan sebagaimana antara rakaat yang satu dengan rakaat lainnya dalam shalat.
Perbedaan pandangan ini menimbulkan perbedaan pendapat dalam niat berpuasa. Menurut Imam Syafi’i wajib berniat di setiap malamnya, dan tidak sah puasa di hari manapun jika tidak ada niat puasa di malam harinya. Sedangkan menurut Imam Malik hanya wajib di malam pertama bulan Ramadhan.
Dari perbedaan ini, para salaf berusaha agar dalam beramal keluar dari perbedaan pendapat ulama’, dan mencari solusi yang terbaik bagi umat. Sehingga mereka membuat satu tuntunan dalam niat puasa khusus di malam pertama bulan Ramadhan, yaitu menggabungkan niat keduanya dengan cara :
a. Niat taqlid (mengikuti) Imam Malik dengan niat puasa untuk satu bulan penuh sebagai berikut :
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كُلِّهِ هَذِهِ السَّنَة لِلَّهِ تَعَالَى
“ saya niat berpuasa satu bulan Ramadhan penuh, di tahun ini karena Allah Ta’ala “
b. Kemudian berniat dengan niat Imam Syafi’i sebagaimana biasanya kita lakukakan yaitu :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَة لِلَّهِ تَعَالَى
Untuk hari-hari berikutnya tetap niat sebagaimana biasanya yaitu niat yang kedua.
Penggabungan niat sebagaimana tuntunan para salaf ini memiliki dua manfaat, yaitu :
• Ketika suatu saat kita lupa niat puasa di malam harinya, maka puasa kita tetap sah, karena kita telah berniat mengikuti Imam Malik.
• Apabila ditakdirkan wafat di pertengahan bulan Ramadhan, maka akan mendapatkan pahala puasa satu bulan penuh mengikuti pendapat Imam Malik.
Wallahu a’lam…
Semoga bermanfaat.
✒️ Ustadz Fahmi Assegaf, SE
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰