Sirojuth Tholibin Situs Resmi Ponpes Sirojuth Tholibin, Brabo.
Related Articles
sirojuth-tholibin.net – Selasa pagi yang cerah, tak kusiapkan tas, lembar kerja siswa (LKS), dan kitab milikku. Tak seperti biasanya, karena aku tak akan pergi ke sekolah. Tapi, hari ini, Selasa 25 Oktober 2025, aku akan mengikuti seminar kebersihan dalam acara Mainstreaming dan TOT Pengelolaan Sampah Pesantren yang dilaksanakan di aula Asrama Huffadz putri Ar-raudloh Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin.
Acara yang digerakkan oleh Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Coca Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Grobogan itu dihadiri oleh sekitar 120 santri yang bermukim di Desa Brabo.
Dengan dibekali buku Panduan Gerakan Santri Merawat Bumi Fiqhul Bi’ah & Manajemen Pengelolaan Sampah, serta jajanan ringan yang diberikan oleh panitia penyelenggara, semangat, antusias, dan kemeriahan dalam acara tersebut bertambah.
Dalam sambutannya, KH. Sarmidi Husna, direktur P3M menyinggung salah satu masalah besar bagi pesantren, yaitu sampah. Bukan hanya soal kebersihan lingkungan saja, tetapi pengelolaan sampahnya.
“contoh saja Al anwar 2, dulunya pesantren itu harus mengeluarkan uang Rp2 juta per bulan untuk membuang sampah, sekarang bisa menghasilkan uang Rp2 juta per bulan hanya dengan mengelola sampah.” Tandasnya.
Direktur P3M yang juga menjabat sebagai Katib Syuriah PBNU itu mengungkapkan, bahwa ini adalah kunjungan pertamanya di Desa Brabo, tepatnya Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin.
“Biasanya kita ke Krapyak, Al-Muayyad, Futuhiyyah, dan ini baru pertama kalinya di Brabo.” Ungkapnya.
Tim P3M yang membawa tujuan “Jihad Santri Merawat Bumi”, mengajak para santri untuk peduli akan kebersihan dan pebgelolaan sampah dengan dasar yang diambil dari ilmu ilmu ajaran agama islam. Seperti ayat Al-Qur’an, hadis Nabi, Ushul Fiqih dan masih banyak lagi yang disinggungnya.
“Dalam kaidah Fikih, kita diajarkan kaidah الضرر يزال yang berarti bahaya harus dihilangkan, dan juga dalam hadis لا ضرر ولا ضرار yang artinya tidak boleh menyengsarakan diri sendiri dan tidak boleh menimbulkan kesengsaraan pada orang lain.” Terang direktur P3M itu.
Sambutan kedua yang diisi oleh Lucia Karina, Direktur Coca Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia juga mengangkat ajaran ajaran islam. Ia berpendapat bahwa maqolah yang memiliki arti kebersihan sebagian dari iman, harus berkembang menjadi bagian dari iman, karena jika sebagian nanti bisa jadi hanya sebagian kecil, jika bagian itu menjadi kesatuan tersendiri dari iman.
“Hubungan manusia ada 4, yaitu حبلٌ من الله hubungan kita dengan Allah, حبلٌ من الناس hubungan dengan manusia, حبلٌ من العالم hubungan dengan alam, dan حبلٌ من النفس hubungan dengan diri sendiri. jika yang terakhir tidak dipenuhi, maka semuanya juga tidak terpenuhi.” Ungkap penerima SDG Pioneer 2024 dari UN Global Compact itu.
Sedikit berbeda dengan KH. Sarmidi Husna dan bu Lucia Karina, KH. Muhammad Shofy Al Mubarok pengasuh Ponpes Sirojuth Tholibin menceritakan kisah sahabat nabi yang bernama Abu Dzar Al-Ghifari. Diceritakan, bahwa beliau adalah seseorang yang sangat rajin membersihkan masjid. Hingga suatu saat nabi tidak melihat ia membersihkan masjid seperti biasanya. Nabi langsung menanyakannya ke sahabat. Ternyata, ia telah meninggal dunia, dan akhirnya nabi langsung berziarah ke makam tersebut dan memberikan penghormatan terakhir kepadanya.
Pemberian Materi
Materi yang disampaikan oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Grobogan, langsung menjurus pada keadaan lingkungan di Kabupaten Grobogan. Beliau menyoroti sampah yang dibuang sembarangan, pembakaran liar, dan sampah di TPA yang semakin menggunung.
“Masyarakat Grobogan per individu rata rata menghasilkan sampah sebanyak 0,57 Kg per hari, dan untuk keseluruhannnya bisa mencapai 858,63 ton.” tandas beliau.
Adzan Dzuhur berkumandang seluruh peserta dipersilakan untuk istirahat dan melakukan kewajiban sholat Dzuhur. Acara Berikutnya adalah pemaparan materi oleh tim P3M yang akan disampaikan oleh bu Fitria Ariyani, Manajer Program Pengelolaan Sampah di P3M
penulis: Afthan Muhammad Kafa, santri Ponpes Sirojuth Tholibin
